Konflik di Darfur telah lama menjadi salah satu konflik yang paling memprihatinkan di dunia, dengan berbagai implikasi kemanusiaan dan geopolitik. Namun, di balik narasi utama tentang penderitaan dan kekacauan, terdapat dinamika yang lebih subtil tetapi tidak kalah penting: bagaimana negara-negara besar seperti Cina memanfaatkan diplomasi energi untuk mengamankan kebutuhan strategis mereka, bahkan di tengah ketidakstabilan yang ekstrem. Cina, sebagai salah satu negara dengan tingkat konsumsi energi terbesar di dunia, telah menempatkan keamanan energi sebagai salah satu pilar utama dalam kebijakan luar negerinya.
Buku ini mencoba mengulas bagaimana Cina menjalankan diplomasi energi dalam mengamankan suplai energi dari Sudan di tengah eskalasi konflik yang terjadi di Darfur pada periode 2015-2020. Pemilihan periode ini tidak lepas dari berbagai perkembangan penting dalam geopolitik internasional, termasuk meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut serta perubahan dinamika hubungan internasional yang dipengaruhi oleh perubahan kepemimpinan global.
Ulasan
Belum ada ulasan.