-
Era digital tidak hanya membawa kemudahan akses informasi, tetapi juga tantangan integritas, motivasi, dan kemandirian belajar. Penggunaan AI yang masif menuntut mahasiswa tidak hanya cerdas secara teknologis, tetapi juga memiliki kesiapan mental dan spiritual untuk menghadapi perubahan. Dalam konteks ini, mahasiswa santri—yang hidup dalam dua dunia: pesantren dan perguruan tinggi—menjadi subjek yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Buku ini berangkat dari kegelisahan akademik mengenai bagaimana faktor internal seperti Personal Growth Initiative (PGI) dan spiritualitas dapat berperan dalam mendorong performa akademik mahasiswa, meskipun berada dalam lingkungan yang sarat dengan distraksi digital. Penulis meyakini bahwa kesuksesan akademik tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual semata, tetapi juga oleh kesiapan psikologis dan kedalaman spiritual. Melalui pendekatan penelitian kuantitatif yang melibatkan 173 mahasiswa dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, buku ini mengungkap hubungan yang signifikan antara PGI dan spiritualitas dengan berbagai aspek performa akademik—baik dalam bentuk partisipasi di kelas, keterampilan belajar mandiri, maupun capaian IPK. Temuan ini diperkuat dengan analisis statistik yang komprehensif serta didukung oleh wawancara mendalam dengan sejumlah mahasiswa. Yang menarik, spiritualitas tidak hanya berperan sebagai variabel independen, tetapi juga sebagai moderator yang memperkuat pengaruh PGI terhadap performa akademik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam konteks mahasiswa santri, nilai-nilai spiritual bukan sekadar pengiring, melainkan penguat yang membuat inisiatif perkembangan diri menjadi lebih terarah dan bermakna.