• Penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan tambahan referensi mahasiswa Teknologi Informasi maupun orang yang awam terkait pengetahuan tentang komputer. Materi yang disajikan tidak panjang lebar, tapi lebih ke inti dari ilmu komputer dan praktik yang sering terjadi di kehidupan masyarakat. Buku ini menyajikan pembahasan terkait sejarah komputer, jenis-jenis hardware dan software dengan beberapa masalah yang dihadapi serta penyelesainnya secara praktis. Buku ini dibuat berdasarkan beberapa riset yang sering terjadi di lingkungan masyarakat, seperti trik memilih hardware dan software, penggunaan peripheral komputer dan lain-lain. Terkait software pembahasan dimulai dari beberapa jenis sistem operasi, antivirus, office, software pelengkap dan software driver komputer
  • Moodle adalah sebuah platform yang digunakan untuk mendukung manajemen pembelajaran secara daring menggunakan perangkat komputer atau mobile. Elearning berbasiskan Moodle banyak digunakan di dalam mendukung proses pembelajaran daring. Namun saat ini, masih banyak pengguna elearning berbasis moodle yang masih belum memahami beberapa fitur moodle yang dapat membantu proses pembelajaran secara mudah dan cepat. Buku ini membahas mengenai pengelolaan dan penggunaan elearning berbasiskan Moodle secara ringkas dan mudah. Materi yang dibahas dimulai dari tahap instalasi di berbagai platform sistem operasi, konfigurasi situs, manajemen kategori dan kursus, pengelolaan aktivitas dan sumber daya, manajemen block, dan teknik grading. Penulis berharap dengan adanya buku ini dapat menjadi salah satu referensi bagi pembaca yang akan mendalami terkait dengan pengelolaan dan pengguna Moodle serta mampu mendorong penelitian-penelitian terkait dengan elearning.
  • The success of the author in completing this book would not have been possible without the involvement of friends, col-leagues, and various parties who have supported the publi-cation of this book. I would like to thank my colleagues who have continued to support the writing of this book, my family who have always been an encouragement to continue to do more. Finally, there is no ivory that is not cracked. The author is very open to receiving input and suggestions from readers regarding the contents of this book to make it more perfect. The author really hopes that this book can help provide un-derstanding to readers in the field of science that the author is engaged in.
  • Dewasa ini desain grafis sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dan menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan karena semakin tingginya kesadaran orang akan pentingnya desain grafis sebagai elemen pembentuk citra visual yang mampu meningkatkan nilai tambah bagi penggunanya. Disisi lain, perkembangan internet turut mendorong teknologi komputerisasi, teknologi cetak, software perancang dan pengolah desain grafis menjadi lebih mudah untuk diakses dan dipelajari. Sehingga menjadikan desain grafis sebagai karya seni visual yang tidak hanya bisa diciptakan oleh kalangan akademisi saja, bahkan seorang pemula dapat menciptakan sebuah karya desain grafis dengan kualitas dan taste profesional dalam waktu yang singkat, dengan cara belajar secara mandiri melalui tutorial yang disediakan di internet. Jika pada jaman dahulu karya desain grafis seperti poster atau logo hanya bisa diciptakan dan diakui karyanya oleh orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan desain grafis. Karena untuk menghasilkan sebuah karya desain memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisa masalah, untuk selanjutnya dipecahkan melalui pendekatan komunikasi visual. Hal tersebut membutuhkan pengetahuan dan juga bakat dalam melakukan olah visual, seperti menggambar dan juga analisis masalah. Karena pada masa akhir tahun 1800 hingga awal 1990 dimana desain grafis mengalami banyak sekali dinamika dan perkembangan gaya desain, belum ada teknologi yang mampu membantu para visualiser untuk menciptakan karya desain grafis secara indah dan sempurna selain dengan sentuhan tangan-tangan berbakat para visualiser. Namun berbeda dengan saat ini, dimana tidak ada lagi sekat antara desainer grafis dari latar belakang akademisi dengan desainer grafis otodidak. Semua memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses ilmu pengetahuan dan juga berkarir secara profesional di industri kreatif. Sehingga dengan adanya teknologi semua orang bisa menjadi desainer grafis. Saat ini teknologi memberikan kemudahan bagi siapapun untuk dapat membuat berbagai kebutuhan desain secara cepat, otomatis, dan bahkan gratis. Dengan teknologi artificial intellegence, sebuah desain dapat dibuat tanpa melibatkan campur tangan manusia. Metode ini tidak dapat ditemukan dua atau tiga dekade sebelumnya, dimana proses logo dikerjakan oleh studio desain grafis atau agency desain yang memiliki sumber daya kreatif untuk membuat desain secara profesional dan klien diberikan keleluasaan untuk mensupervisi pekerjaan yang diberikan hingga menemukan kata sepakat. Hal tersebut menjadi mahal, karena sebuah agency iklan harus melewati proses yang panjang untuk menciptakan sebuah desain hingga akhirnya disetujui oleh klien. Pada Era Revolusi Industri 4.0, teknologi cloud internet, artificial intellegence yang berbasis data mampu mendistrupsi banyak bidang, merobohkan banyak batas dan hirarki. Saat ini berbagai pekerjaan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, dan dapat dikerjakan serta dikontrol kapanpun dan dimanapun, sehingga biaya menjadi semakin murah karena aktivitas operasional dan tahapan yang semakin pendek. Menjadi sebuah pertanyaan, dimanakah posisi kita saat ini, bagaimana kita merespon kondisi ini agar posisi kita sebagai insan kreatif tetap mengambil peran dan dapat bersaing dengan kecerdasan buatan yang dianggap lebih menguntungkan bagi pihak kapitalis.
Go to Top