-
Buku Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan berisi 33 naskah yang terbagi atas dua chapter. Chapter Opini Praktisi, Komunitas, dan Warga berisi paparan pengalaman dan harapan partisipan, sedangkan Chapter Opini Pengajar, Mahasiswa, Pemerintah, Pemerhati, dan Komunitas berisi paparan hasil pemikiran, kajian Pustaka, dan pengamatan akan suatu praktik/tindakan di lapangan. Tujuan dari pembuatan buku ini adalah sebagai sarana edukasi kepada masyarakat akan pentingnya peranan dan partisipasi kaum perempuan. Buku ini juga merupakan sarana untuk menumbuhkan apresiasi dan empati kepada kaum perempuan dalam usahanya mewujudkan kesetaraan gender. Dalam buku ini dipaparkan secara jujur respons masyarakat mengenai apa yang mereka alami, mereka tangkap dan mereka harapkan untuk pembangunan berkelanjutan. -
Buku metodologi penelitian kuantitatif bidang sosial keagamaan adalah buku ajar yang secara khusus ditujukan bagi para mahasiswa S1 studi-studi islam. Buku ini diharapkan menjadi buku rujukan dalam merancang penelitian lapangan bidang sosial keagaman dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang jamak digunakan terutama untuk menggali secara masif (dalam jumlah besar) suatu gejala tertentu. Dengan pendekatan kuantitatif, seorang peneliti mampu menjaring data yang banyak dalam waktu singkat. Dengan demikian, hasil penelitian mampu menggambarkan suatu gejala sosial pada lingkup yang luas. Hingga saat ini buku-buku metodologi penelitian kuantitatif belum secara spesifik menjelaskan bagaimana implementasinya dalam menganalisis fenomena sosial keagamaan. -
Dalam konsep kesetaraan gender, keadilan seringkali termasuk di dalam fokus permasalahannya, yang mana perempuan belum mendapatkan posisi yang sama dengan laki-laki, baik di dalam urusan rumah tangga, masyarakat maupun kepentingan publik lainnya. Ketidakadilan tersebut bertahan hingga kini karena berbagai faktor, seperti budaya, mindset terdahulu, pemahaman tafsir kitab agama, konstruksi sosial bahkan ekonomi seseorang maupun kelompok. Banyak penilaiaan yang beredar di kalangan masyaraat modern bahwa termasuk golongan yang belum menyetujui konsep kesetaraan gender adalah dari kalangan pondok pesantren, mereka masih enggan sepakat dengan pernyataan tersebut. Sayangnya penilaian tersebut belum disertai dengan data dukung yang memadai, sehingga belum sepenuhnya dapat dipertanggung jawabkan. Di sisi lain, sebenarnya kebudayaan yang telah turun menurun telah mengakar hingga generasi saat ini, termasuk di kalangan pesantren, baik kyai, bu nyai dan santri sudah mempunyai kesadaraan akan kesetaraan terebut, ini terbukti dari hasil pengamatan sementara tampak masing-masing dari mereka memiliki peran masing-masing dalam mengelola pesantren. Selain itu juga persaingan sehat secara bebas antara laki-laki dan perempuan dalam bidang keilmuan sudah terbuka. -
Indonesia telah mengakui perlindungan HAM sebelum adanya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tahun 1948. Di tingkat internasional, Indonesia bahkan diakui sebagai negara yang berperan dalam mempromosikan HAM. Indonesia juga dinobatkan sebagai key player negara muslim yang paling demokratis oleh pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, Indonesia memimpin dengan lahirnya Piagam ASEAN dan pembentukan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR). Bisa dikatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang berperan aktif dalam institusi internasional di bidang HAM. Hal ini juga bisa dilihat melalui fakta bahwa Indonesia telah menjadi anggota Dewan HAM PBB sebanyak lima kali yaitu pada tahun 2006, 2007, 2011, 2015, dan 2020. Berangkat dari keaktifan Indonesia dalam institusi internasional di bidang HAM tersebut, khususnya sebagai anggota Dewan HAM PBB, penulisan buku ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang implikasi dari keanggotaan Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB terhadap kondisi penegakan HAM dalam ranah domestik. Apakah dengan seringkali Indonesia berhasil mendapatkan nominasi menjadi anggota Dewan HAM PBB, hal tersebut linier dengan kondisi di tingkat nasional yang seharusnya Indonesia menjadi role model penegakan HAM yang lebih baik? Melalui buku ini, kami berharap dapat membantu pembaca memahami dengan lebih baik kompleksitas HAM dalam Hubungan Internasional, serta bagaimana Indonesia dapat mengambil manfaat dengan berdasar pada national interest (kepentingan nasional). Buku ini juga membahas dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam penegakan HAM secara domestic selama Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi para pembaca yang peduli dengan peran Indonesia dalam konteks diplomasi kemanusiaan dan pemerhati Hak Asasi Manusia di tanah air. -
Buku ini terbagi dalam lima Bab yakni: Bab I sampai dengan Bab V. Bab I terdiri 3 sub pokok bahasan: A. Kewartawanan membahas masalah kegiatan jurnalistik dari awal secara singkat. B. Wartawan. Pada bagian ini yang dibahas adalah masalah wartawan, konsep wartawan, bagaimana wartawan yang baik. Bagian terakir sub. bab ini: C. Syarat-syarat wartawan. Bagian ini penulis sajikan syarat syarat menjdi seorang wartawan dan juga sikap dasar seorang wartawan. Bab. II. Mencari Berita. Ada tiga pokok bahasan dalam bab dua ini yakni Konsep berita. Jenis Jenis berita dan cara mencari berita. Secara global bab dua membahas definisi definisi berita dari beberapa ahlli, unsur unsur berita, unsur kemenarikan berita, jenis jenis berita dari berbagai sudut pandang, cara memperoleh berita dan maslah wawancara yang membahas jenis wawancara, persiapan persiapan Pra wawancara, waktu wawancara dan pasca wawancara. Bab. III. Menyusun berita, bahasannya adalah kaidah kaidah keharusan, perlunya menyusun berita, yang perlu dilakukan wartawan sebelum menulis berita, model atau bentuk bangun berita. Bab. IV. Bahasa Jurnalistik. Bahasan pada bagian ini meliputi: konsep bahasa jurnalistik dari beberapa pakar, ketentuan dalam bahasa jurnalistik. Bab V. Pada bab penulis membahas tentang, kepala berita meliputi untuk apa kepala berita ditulis, isi, bahasa kepala berita dan bentuk kepala berita, teras berita bahasannya meliputi, pengertian teras berita atau lead, jenis jenis teras berita, dan juga badan atau tubuh berita serta berita media cetak, radio dan televisi. -
Dalam ketidakadilan sosial yang masih merajalela di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, permasalahan human trafficking atau perdagangan manusia menjadi realitas yang tidak bisa diabaikan. Fenomena ini tidak saja menunjukkan kelemahan sistem keadilan, tetapi juga menggambarkan ketidakpedulian terhadap hak asasi manusia. Dalam rangka memahami, menganalisis, dan mengatasi persoalan ini, pemebahasan yang menyeluruh dengan pendekatan holistik dirasa sangat penting. Oleh karena itu, buku ini berusaha memberikan kontribusi dalam pemahaman human trafficking dengan menggali perspektif Al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman utama bagi umat Islam, serta menyoroti upaya-upaya pencegahan yang telah dan sedang dilakukan di Indonesia. Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber hukum dan pedoman hidup umat Islam memberikan pandangan yang mendalam terkait hak-hak asasi manusia, termasuk perlindungan terhadap perdagangan manusia. Dalam buku ini, penulis mengupas secara rinci pandangan Al-Qur'an dan Hadis terkait human trafficking, mengajak pembaca untuk merenung dan meresapi nilai-nilai keadilan sosial yang diusung oleh Islam. Melalui pemahaman ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan human trafficking di tengah-tengah masyarakat. Di samping itu, buku ini juga akan membahas situasi konkret di Indonesia, menyajikan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang mendorong human trafficking di tanah air. Penekanan pada upaya pencegahan yang telah dilakukan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil akan memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kendala dalam menanggulangi masalah ini. Semoga buku ini dapat menjadi panduan dan inspirasi bagi para pembaca untuk turut serta dalam upaya menjaga martabat manusia dan mewujudkan keadilan sosial di tanah air kita. -
Masih tingginya Tingkat kemiskinan di Indonesia menuntut kepedulian kepada banyak pihak untuk bersama-sama mengupayakan Solusi pengentasan kemiskinan. Dalam hal ini, strategi pemberdayaan Masyarakat miskin diimplementasikan dengan upaya produktif untuk menjadikan ketidak berdayaan berbalik menjadi sebuah keberdayaan. Masyarakat miskin tidak hanya di bekali dengan bingtuan-bantuan yang bersifat konsumtif yang mana hanya dapat dinikmati sesaat melainkan dibekali dengan keterampilan dan pendampingan yang komprehensif. Model pemberdayaan ini menjadi model yang tepat disasarkan bagi Masyarakat miskin yang masih memiliki potensi untuk bangkit dan berdikari. Pendampingan menyeluruh akan memotivasi mereka untuk keluar dari kemiskinan bukan untuk dirinya sendiri, bahkan juga berdampak pada Masyarakat miskin lainnya yang terlibat dalam sebuah bisnis yang dibentuk. Untuk mewujudkan pemberdayaan yang diharapkan, buku ini berisi pembahasan mengenai pemberdayaan masyarakat miskin dapat dilakukan melalui program usaha produktif. Diawali dengan penyamaan persepsi mengenai definisi pemberdayaan, pentingnya pemberdayaan dan dampak positif yang dapat diciptakan dari upaya preventif dan kuratif masalah ketidak berdayaan, contoh-contoh praktik terbaik upaya pemberdayaan di berbagai negara, serta masukan tentang bentuk program pemberdayaan yang dihubungkan dengan hasil riset pada isu-isu pemberdayaan Masyarakat di Indonesia. -
The book delves into a range of topics, from the moral and ethical dilemmas faced by characters in pandemic-themed literature to the underlying spiritual lessons that resonate with Islamic teachings. By bridging the gap between literature and faith, this book seeks to enrich academic discourse and inspire critical thinking among readers. It also highlights how Islamic perspectives on resilience, compassion, and collective responsibility can provide timeless insights, even in the modern literary landscape. The completion of this book was made possible through the support and contributions of many individuals. We extend our deepest gratitude to our colleagues, students, and mentors, whose constructive feedback and encouragement have greatly enriched this work. Their perspectives have not only enhanced the content but also underscored the importance of interdisciplinary approaches in addressing contemporary issues through a literary lens. -
Dalam sorotan tajam sejarah, kita menemukan momen-momen yang mengubah arah perjalanan peradaban manusia. Salah satu momen bersejarah terbaru yang membuka jendela bagi pemahaman dan refleksi adalah buku ini, yang menggali lapisan terdalam motif di balik serangan militer berskala besar oleh Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022. Buku ini tidak hanya menjadi babak baru dalam sejarah Ukraina, tetapi juga menjadi peristiwa yang menarik perhatian dunia internasional. Buku ini bertujuan untuk meresapi esensi tindakan luar negeri Rusia dalam bingkai interaksi antara agen dan struktur di sistem internasional. Awalnya, eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina muncul dari ketidaksetujuan antara NATO, Amerika Serikat, dan Rusia tentang perluasan keanggotaan NATO di Eropa Timur, terutama Ukraina. Namun, kisah ini lebih dari sekadar perbedaan pandangan; ini adalah pertempuran konsep dan persepsi yang membentuk keputusan dan tindakan negara-negara besar. Buku ini melibatkan pendekatan kualitatif dengan fokus pada aspek historis dan interpretasi kerangka kerja. Penulis akan memandang peristiwa ini melalui lensa konstruktivisme sosial dengan menggunakan pendekatan tripartite sebagai instrumen analisis. Melalui pengumpulan data dari berbagai sumber literatur, buku ini membuka pintu untuk memahami bagaimana kapabilitas nonmaterial dan faktor-faktor struktural memengaruhi persepsi agen dalam menghadapi kondisi objektif tertentu, yang pada gilirannya membentuk landasan kebijakan luar negeri mereka. Dalam konteks ini, buku ini menganalisis bagaimana setting sosial politik dan situasi geopolitik yang melingkupi Rusia dan Ukraina membentuk persepsi Rusia. Hasil analisis ini kemudian membawa kita ke dalam dimensi dispositional, di mana preferensi dan pilihan kebijakan Rusia mulai terungkap. Pada akhirnya, ini adalah kisah tentang perjalanan dari dimensi struktural hingga dimensi dispositional, yang membimbing langkah-langkah intensi luar negeri Rusia yang mendebarkan. Buku ini adalah persembahan kepada mereka yang mencari pemahaman lebih dalam tentang dinamika politik internasional dan konflik geopolitik. Semoga buku ini menginspirasi pembaca untuk terus memperjuangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia yang kompleks ini dan mengejar perdamaian serta stabilitas global yang lebih baik. -
Naskah ini disusun sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola dan membangun wilayah perbatasan negara yang merupakan area kritis dari kedaulatan dan integritas nasional. Buku ini adalah hasil dari kajian mendalam dan diskusi berkelanjutan mengenai dinamika geopolitik yang mempengaruhi Indonesia serta tantangan dan peluang dalam pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kompleksitas geografis dan geopolitik yang unik. Posisi strategisnya di jalur perdagangan dan lalu lintas maritim global menjadikan pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan tidak hanya penting bagi integritas teritorial, tapi juga bagi stabilitas regional dan keamanan nasional. Melalui buku ini, kami berusaha menyajikan analisis mendalam tentang kebijakan-kebijakan dan strategi yang telah dan sedang diterapkan oleh Indonesia dalam menghadapi berbagai isu terkait batas wilayah dan kawasan perbatasan. -
Ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berupa hinaan, provokasi, body shaming, dan hasutan yang ditujukan kepada sekelompok orang atau individu. Hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Digital Civility Index 2020, netizen Indonesia paling tidak sopan di Asia Tenggara. Kesopanan netizen Indonesia bahkan jadi salah satu yang terburuk dari 32 negara dalam survei tersebut. Kesopanan netizen Indonesia juga menempati posisi 29 dari 32 negara yang disurvei Microsoft (Kumparan.com, 2021). Ujaran kebencian yang disampaikan seseorang tersebut didasari atas prasangka buruk terhadap suatu identitas orang maupun kelompok. Media sosial memang bertujuan untuk mengekspresikan diri dan gagasan, tetapi dalam penggunaannya dibutuhkan tanggung jawab dan kebijaksanaan dari para penggunanya. Maraknya fake account di media sosial merupakan kesengajaan yang dibuat untuk mengemukakan gagasan seseorang atau kelompok secara anonim.