• Menulis kebijakan luar negeri Indonesia mungkin menjadi favorit kebanyakan akademisi Hubungan Internasional (HI) di Indonesia. Hal ini lumrah sebab sebagai warga negara Indonesia, akademisi HI Indonesia merasa perlu meneliti topik yang dekat dengan mereka. Aspek proximity ini kerapkali menjadi alasan mengapa banyak akademisi HI Indonesia menulis topik riset tentang kebijakan luar negeri Indonesia. Di luar itu, tentu saja ada beragam faktor. Misalnya saja kesadaran akan jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa besar (great nation). Rasa patriotisme tersebut melatarbelakangi penulisan karya ini. Penulisan karya ini bukan dimaksudkan untuk mengglorifikasi identitas personal Indonesia tersebut. Alih-alih, hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan alternatif dibandingkan karya-karya sejenis yang hampir semuanya dibingkai menggunakan konsep diplomasi middle power.
  • Buku ini mengulas perkembangan konsep masyarakat sipil global, suatu entitas yang berperan sebagai agen perubahan dan pengawasan di dunia yang semakin saling terhubung. Di tengah pengaruh besar negara-bangsa, masyarakat sipil global menjadi aktor yang tidak hanya berfungsi mengawasi tetapi juga mampu menggerakkan agenda-agenda normatif seperti hak asasi manusia, keadilan lingkungan, dan perubahan kebijakan global. Pembahasan dalam buku ini mencakup teori-teori dasar dalam hubungan internasional yang mengalami pergeseran dari pendekatan realis yang berfokus pada kepentingan negara ke arah pendekatan konstruktivis yang mengedepankan peran norma dan nilai-nilai etis. Sejalan dengan perkembangan masyarakat sipil global, buku ini membahas peran organisasi non-pemerintah (NGO) dan aktor-aktor non-negara lainnya yang kini menjadi bagian integral dalam mendorong kebijakan-kebijakan internasional yang lebih adil dan bertanggung jawab secara moral. Dalam konteks isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia, masyarakat sipil global membawa perspektif baru yang mengusung nilai-nilai universal. Buku ini juga menjabarkan contoh-contoh nyata, seperti kampanye anti-ranjau darat dan pelarangan senjata nuklir, yang menunjukkan bahwa NGO mampu menggerakkan perubahan besar dalam kebijakan internasional meski tanpa kekuasaan formal.
Go to Top