• Buku ini mengulas perkembangan konsep masyarakat sipil global, suatu entitas yang berperan sebagai agen perubahan dan pengawasan di dunia yang semakin saling terhubung. Di tengah pengaruh besar negara-bangsa, masyarakat sipil global menjadi aktor yang tidak hanya berfungsi mengawasi tetapi juga mampu menggerakkan agenda-agenda normatif seperti hak asasi manusia, keadilan lingkungan, dan perubahan kebijakan global. Pembahasan dalam buku ini mencakup teori-teori dasar dalam hubungan internasional yang mengalami pergeseran dari pendekatan realis yang berfokus pada kepentingan negara ke arah pendekatan konstruktivis yang mengedepankan peran norma dan nilai-nilai etis. Sejalan dengan perkembangan masyarakat sipil global, buku ini membahas peran organisasi non-pemerintah (NGO) dan aktor-aktor non-negara lainnya yang kini menjadi bagian integral dalam mendorong kebijakan-kebijakan internasional yang lebih adil dan bertanggung jawab secara moral. Dalam konteks isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia, masyarakat sipil global membawa perspektif baru yang mengusung nilai-nilai universal. Buku ini juga menjabarkan contoh-contoh nyata, seperti kampanye anti-ranjau darat dan pelarangan senjata nuklir, yang menunjukkan bahwa NGO mampu menggerakkan perubahan besar dalam kebijakan internasional meski tanpa kekuasaan formal.
  • Buku ini hadir sebagai respons terhadap tantangan global yang semakin meningkat dalam hal perubahan lingkungan dan dampaknya terhadap tata kelola internasional. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan lingkungan global (Global Environmental Change) telah menjadi salah satu isu utama dalam kajian Hubungan Internasional. Oleh karena itu, buku ini berupaya memberikan perspektif komprehensif mengenai bagaimana tata kelola lingkungan di era globalisasi dapat dihadapi dengan cara yang lebih inklusif dan berkelanjutan, terutama melalui lensa gender. Bab pertama buku ini membahas latar belakang kemunculan kajian Hubungan Internasional modern dan pergeserannya menuju isu-isu lingkungan global. Pendekatan ini bertujuan memahami tantangan yang dihadapi oleh sistem politik internasional dalam merespons krisis lingkungan global. Bab-bab selanjutnya menyajikan analisis mendalam tentang teori-teori tata kelola lingkungan, termasuk pendekatan normatif yang menempatkan keamanan lingkungan sebagai nilai global. Kami mengeksplorasi bagaimana kerjasama internasional dapat difasilitasi dalam mengatasi masalah lingkungan, seperti perubahan iklim dan polusi, serta bagaimana keamanan lingkungan mulai diakui sebagai bagian integral dari kebijakan keamanan internasional​​. Melalui perspektif gender, buku ini juga menyoroti peran perempuan dalam pelestarian lingkungan, yang sering kali diabaikan dalam diskusi-diskusi kebijakan publik. Bab khusus mengenai ekofeminisme menjelaskan bagaimana perempuan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang, memainkan peran kunci dalam menjaga sumber daya alam dan mendorong keberlanjutan​.
  • Buku ini hadir sebagai upaya untuk memperkenalkan dan menggali lebih dalam konsep-konsep penting dalam Ekonomi Politik Internasional (IPE), khususnya yang terkait dengan kekuatan struktural yang membentuk dinamika politik dan ekonomi global. Dalam buku ini, pembahasan difokuskan pada empat struktur utama yang diidentifikasi oleh Susan Strange—produksi dan perdagangan, uang dan keuangan, keamanan, serta pengetahuan dan teknologi—yang menjadi landasan penting dalam memahami interaksi antara kekuasaan, politik, dan ekonomi dalam konteks internasional. Secara garis besar, buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang ekonomi politik internasional (EPI) melalui pembahasan struktur-struktur kunci yang membentuk interaksi global, seperti produksi, perdagangan, keuangan, keamanan, dan pengetahuan. Dalam konteks dunia yang semakin terhubung, EPI memainkan peran penting dalam menjelaskan bagaimana kekuatan ekonomi dan politik global bekerja secara bersamaan untuk membentuk kebijakan, aturan, dan norma yang memengaruhi negara-negara di seluruh dunia. Buku ini menyoroti bagaimana negara-negara kuat, institusi internasional, serta perusahaan multinasional menggunakan kekuasaan mereka untuk menciptakan tatanan global yang seringkali lebih menguntungkan mereka, sementara negara-negara berkembang berjuang untuk menavigasi kompleksitas sistem ini. Pembahasan terkait ketidaksetaraan global dalam akses terhadap teknologi, sumber daya, dan pasar juga menjadi tema penting dalam buku ini.
  • Buku ini berusaha mengupas secara mendalam tentang bagaimana pandemi COVID-19 membuka banyak dimensi baru terkait politik global, nasionalisme vaksin, dan distribusi kesehatan masyarakat. Buku ini mengeksplorasi bagaimana distribusi vaksin di seluruh dunia tidak hanya didasarkan pada kebutuhan medis, tetapi juga ditentukan oleh faktor politik, ekonomi, dan nasionalisme. Di banyak negara, terutama negara maju, vaksin dianggap sebagai alat kekuatan nasional dan alat diplomasi, yang menyebabkan ketidakadilan dalam distribusinya, terutama bagi negara-negara berkembang. Buku ini juga menggambarkan bagaimana keraguan vaksin (vaccine hesitancy) dan politisasi vaksinasi menjadi penghambat besar dalam upaya global untuk mengendalikan pandemi. Di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, keraguan ini sering kali didorong oleh informasi yang salah, pengaruh politik, serta peran media yang memperburuk situasi dengan menyebarkan narasi yang saling bertentangan. Situasi ini memicu lebih banyak tantangan dalam upaya vaksinasi massal, yang seharusnya menjadi solusi efektif untuk mengakhiri pandemi. Selain itu, buku ini menyoroti perbedaan dalam respons pemerintah dan masyarakat terhadap vaksin di berbagai belahan dunia. Di beberapa negara, insentif seperti lotere, uang tunai, dan berbagai hadiah lainnya ditawarkan untuk mendorong masyarakat agar mau divaksinasi. Meskipun beberapa inisiatif ini berhasil meningkatkan angka vaksinasi, banyak juga yang tidak berdampak signifikan karena permasalahan politik dan keraguan masyarakat yang sudah terlanjur mengakar.
  • Buku ini berisi pembahasan mengenai konsep globalisasi, mulai dari asal-usul, perkembangan, hingga dampaknya di berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, dan budaya. Kami menguraikan fenomena globalisasi dari sudut pandang sejarah serta teori-teori kunci yang memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana globalisasi membentuk tatanan dunia saat ini. Selain itu, kami membahas tantangan-tantangan yang muncul akibat ketimpangan sosial dan ekonomi yang diperburuk oleh globalisasi. Buku ini juga menyoroti bagaimana teknologi, terutama digitalisasi, mempercepat arus globalisasi dan memengaruhi kehidupan manusia sehari-hari di abad ke-21. Urgensi mempelajari topik globalisasi tidak dapat disangkal lagi. Dengan memahami fenomena ini, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan migrasi besar-besaran yang mempengaruhi kehidupan jutaan orang. Buku ini diharapkan mampu menjadi panduan bagi para pembaca dalam memahami kompleksitas globalisasi, sekaligus memotivasi untuk berkontribusi dalam mencari solusi atas dampak negatif yang ditimbulkan.
  • Buku ini, yang berjudul “Diplomasi Energi Amerika Serikat Dalam Mendukung Transisi Energi Terbarukan di Negara Anggota G-20 Pada Era Pemerintahan Joe Biden,” mengkaji bagaimana strategi dan kebijakan energi Amerika Serikat mempengaruhi upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Salah satu inisiatif penting adalah pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), yang diusung sebagai bagian dari upaya internasional untuk mendukung pengurangan emisi karbon sesuai dengan komitmen G-20 terhadap Paris Agreement. Dalam konteks North and South Diplomacy, peran negara berkembang sebagai pengadopsi teknologi menjadi sangat krusial, terutama dalam upaya global untuk mencapai target-target iklim yang ambisius seperti yang diamanatkan oleh Paris Agreement. Negara-negara maju di belahan bumi utara, seperti Amerika Serikat dan Kanada, memimpin dalam pengembangan dan penerapan teknologi mutakhir seperti Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Sebagai pengadopsi teknologi, negara-negara berkembang dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk keterbatasan infrastruktur, sumber daya finansial, dan kapasitas teknis. Oleh karena itu, North and South diplomacy memainkan peran penting dalam menjembatani kesenjangan ini.
  • Buku ini terdiri dari sepuluh bab yang dirancang secara sistematis untuk memperkenalkan dan mendalami teori-teori kunci dalam hubungan internasional. Bab pertama memberikan landasan dasar mengenai studi dan teori hubungan internasional, yang penting bagi pembaca untuk memahami konteks dan relevansi teori-teori yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya. Bab II membahas Mazhab Inggris, sebuah pendekatan yang menekankan pentingnya norma, hukum internasional, dan masyarakat internasional dalam hubungan antarnegara. Selanjutnya, Bab III memperkenalkan Konstruktivisme, sebuah teori yang menyoroti peran ide dan identitas dalam membentuk politik global. Bab IV mengupas Teori Kritis, yang mengajak kita untuk melihat hubungan internasional melalui lensa kritis, mempertanyakan struktur kekuasaan dan ketidakadilan yang ada. Bab V melanjutkan dengan pembahasan mengenai Neomarxisme, yang berfokus pada dinamika ekonomi politik global dan ketidaksetaraan struktural. Post Strukturalisme, yang menjadi fokus Bab VI, menawarkan perspektif yang berbeda dalam memahami hubungan internasional, dengan menekankan analisis diskursif dan dekonstruksi. Bab VII kemudian mengangkat Feminisme, yang mengkritisi bias gender dalam studi hubungan internasional dan mendorong inklusivitas dalam analisis global. Di Bab VIII, Green Theory diperkenalkan sebagai pendekatan yang menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan dalam hubungan internasional. Bab IX melengkapi pembahasan dengan teori-teori non-Barat, yang menantang dominasi teori Barat dalam studi hubungan internasional dan menawarkan perspektif alternatif yang lebih beragam. Akhirnya, Bab X menyajikan kesimpulan yang merangkum seluruh pembahasan, memberikan refleksi kritis, serta menawarkan pandangan ke depan bagi studi hubungan internasional.
  • Naskah ini disusun sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola dan membangun wilayah perbatasan negara yang merupakan area kritis dari kedaulatan dan integritas nasional. Buku ini adalah hasil dari kajian mendalam dan diskusi berkelanjutan mengenai dinamika geopolitik yang mempengaruhi Indonesia serta tantangan dan peluang dalam pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kompleksitas geografis dan geopolitik yang unik. Posisi strategisnya di jalur perdagangan dan lalu lintas maritim global menjadikan pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan tidak hanya penting bagi integritas teritorial, tapi juga bagi stabilitas regional dan keamanan nasional. Melalui buku ini, kami berusaha menyajikan analisis mendalam tentang kebijakan-kebijakan dan strategi yang telah dan sedang diterapkan oleh Indonesia dalam menghadapi berbagai isu terkait batas wilayah dan kawasan perbatasan.
  • Karya ini lahir sebagai wujud rasa syukur Tim penulis dalam menyaksikan kedigdayaan Tuhan atas limpahan nikel di perut bumi Indonesia. Nikel menjadi komoditas primadona yang diburu bangsa lain, sedangkan keberlimpahan di negeri sendiri tetap ada batasnya. Eksistensi nikel ini lantas mampu menimbulkan semacam “kutukan” apabila tidak didayagunakan secara efektif dan maksimal. Eksploitasi nikel tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan perlu memenuhi aspek keberlanjutan serta tidak boleh meninggalkan prinsip keselarasan dalam Pancasila. Nikel sebagai komoditas primadona di mata dunia dalam kacamata yang lebih luas dapat dikaji dari sudut pandang trilema energi hingga perdagangan dan diplomasi global. Oleh sebab itu, buku ini menyediakan analisis yang kompleks dan menyeluruh terkait apapun yang Anda butuhkan untuk membedah eksistensi nikel. Sejarah, perkembangan industri nikel di Indonesia, instrumentalisasi diplomasi global untuk menyokong konstelasi nikel Indonesia di pasar global, upaya mencapai aspek keberlanjutan dalam mengeksploitasi nikel, hiruk pikuk konflik nikel di Indonesia hingga nilai-nilai Pancasila yang secara implisit mampu kita temukan dari komoditas nikel itu sendiri. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi media untuk membuka cakrawala pembaca dari segala latar belakang guna bersama-sama memahami, menyadari, mengakui, dan peduli terhadap realitas dari nikel Indonesia. Cambuk pedas rantai globalisasi yang berusaha mencaplok nikel Indonesia di era globalisasi ekonomi ini begitu terasa implikasinya ketika Uni Eropa harus turun tangan untuk menyelamatkan kepentingannya, tanpa dapat mengelak bahwa terdapat juga ketergantungan negara adidaya terhadap berkelimpahannya nikel dalam negeri. Oleh sebab itu, Tim penulis juga berharap pembaca dari seluruh kalangan mampu menyadari bahwa perlu dijaganya nikel Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia agar tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan bangsa asing.
Go to Top