• Reinkarnasi, itulah judul yang dipilih untuk menggambarkan isi dari buku yang telah berada di genggaman anda. Reinkarnasi berisi sekumpulan artikel opini kru LPM Frekuensi yang telah terbit melalui laman website kabarfrekuensi.com ataupun berbagai media lain. Artinya, artikel ini pada dasarnya merupakan setiap artikel yang berdiri sendiri di berbagai media terbitnya masing-masing. Diksi Reinkarnasi dipilih sebagai wujud baru sekumpulan artikel opini dalam buku ini. Kehadiran Reinkarnasi bukan tanpa alasan, berbagai artikel yang disusun dalam enam topik utama ini perlu dihadirkan kembali mengingat pentingnya pokok bahasan setiap artikel. Suguhan kumpulan artikel opini dalam Reinkarnasi dapat menjadi bahan diskusi dan kajian para pembaca agar dapat selalu memperhatikan setiap hal di sekitarnya
  • Pernah mendengar apa itu istilah teknologi dan seperti apa saja teknologi itu? Agaknya, hal ini tidak asing lagi bagi semua manusia sebab teknologi sudah ada sejak zaman dahulu kala. Menurut beberapa sumber mengatakan bahwa teknologi sudah ada sejak 1455 dengan ditandai penemuan mesin cetak pertama Johanness Gutenberg. Kiranya teknologi terus berkembang mengikuti zaman. Zaman yang akan ada perubahan-perubahan setiap masanya. Saat ini kita berada pada masa dimana akan terjadi perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Masa inilah yang disebut era Disrupsi. Di era Disrupsi, teknologi jauh lebih berkembang pesat dan maju. Manusia dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menggunakan, memahami, mengatur, dan menilai serta membuat suatu inovasi yang melibatkan proses dan ilmu pengetahuan teknologi. Itulah mengapa manusia perlu mengetahui dan memahami literasi teknologi di era Disrupsi. Buku ini merupakan kumpulan hasil karya mahasiswa UIN Walisongo Semarang Fakultas Sains dan Teknologi yang berisi catatan-catatan kritis mahasiswa mengenai permasalahan, tantangan dan perkembangan teknologi. Buku ini patut kita baca agar menambah literasi pengetahuan dan wawasan kita seputar teknologi di era Disrupsi.
  • Konon teknologi adalah pintu masa depan. Teknologi adalah suatu pemikiran manusia dalam membuat alat, mesin, cara atau pemikiran dengan tujuan dapat mempermudah aktivitas kita dalam sehari - hari. Teknologi yang dibuat manusia tidak serta-merta bisa membuat semua aktivitas yang dipermudah menjadi hal yang positif. Banyak bencana di dunia ini yang disebabkan oleh teknologi . Lalu bagaimana kita menggunakan teknologi? Buku ini bukan teori ilmiah tetapi semacam buah pikir dari kami untuk mencurahkan pemikiran dengan pembahasan mengenai teknologi yang bisa saja berupa artikel, essay, opini, dan sebagainya. Sejumlah tulisan membahas mengenai budaya, kebijakan pemerintah, pengelolaan limbah, dampak sosial, dan sebagainya yang masih berhubungan dengan teknologi . Pemahaman atas buah pikir kami diharapkan bisa membantu tumbuhnya kesadaran dalam berteknologi yang lebih baik.
  • Berislam artinya melakukan segala hal berdasarkan apa yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan sunah-sunah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw beserta hadits-haditsnya. Di era sekarang ini dimana segalanya sudah disokong oleh kemajuan teknologi yang mana membuat semuanya apa-apa menjadi mudah, baik dalam melakukan kebajikan bahkan melakukan keburukan atau dosa sekalipun. Semakin majunya teknologi juga membuat semakin banyaknya permasalahan-permasalahan hingga mengakibatkan polemik-polemik dalam masyarakat, terkhusus kepada generasi muda atau bisa disebut juga dengan generasi milenial. Buku ini menyajikan berbagai permasalahan serta polemik yang belakangan ini sedang ramai di telinga kita. Berfokus pada muda-mudi Islam atau Islam milenial di era kontemporer ini dalam menghadapi berbagai tantangan, permasalahan serta polemik dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman.
  • Kemajuan teknologi telah mendorong manusia mengubah alam dan menciptakan hal-hal baru. Dengan adanya teknologi, segala sesuatu yang dulu tidak dapat dilakukan dan memakan waktu yang lama, kini dapat dilakukan bahkan dengan mudahnya. Kemajuan teknologi tak hanya membawa dampak positif tapi juga dampak negatif terlebih bagi lingkungan. Teknologi dianggap sebagai alat manusia untuk mengeksploitasi alam. Dampak negatif dari teknologi yang telah dirasakan secara nyata adalah kerusakan lingkungan yang semakin parah di berbagai penjuru dunia, seperti pemanasan global yang dibarengi penipisan lapisan es dan peningkatan permukaan air laut sebagai salah satu akibat dari penggunaan lemari es dan AC (Air Conditioner), pencemaran lingkungan sebagai akibat dari penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya. Walaupun kemajuan teknologi sangat diperlukan, hendaknya penggunaannya tetap memperhatikan keseimbangan alam karena bagaimana pun juga teknologi tidak dapat berdiri sendiri tanpa peran serta alam sebagai penghasil sumber daya alam dan sebagai ruang dimana teknologi tersebut digunakan.
  • Integrasi keilmuan lahir dari pemikiran tentang adanya fakta pemisahan (dikotomi) antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Banyak faktor yang menyebabkan ilmu-ilmu tersebut dikotomis atau tidak harmonis, antara lain karena adanya perbedaan pada tataran ontologis, epistemologis, dan aksiologis kedua bidang ilmu pengetahuan tersebut. Dampak dari dikotomi seperti ini akhirnya melahirkan out put pendidikan yang tidak utuh dan memiliki ketimpangan antara sains dan moral etik. Dalam rangka memberikan sentuhan spiritual terhadap sains ini maka diperlukan adanya integrasi ilmu. Integrasi ilmu yang dimaksud adalah memasukkan nilai-nilai substantif dari Islam ke dalam bangunan keilmuan baik pada level epistemologi, ontologi, maupun aksiolog. Manusia dewasa ini hidup di dalam dunia tanpa batas, menghilangnya kewibawaan negara tradisional, terbukanya dunia untuk perdagangan bebas dengan mengalirnya dana secara internasional ditopang oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat cepat, menghasilkan apa yang disebut arus globalisasi yang menerjang kehidupan umat manusia tanpa ampun. Pendidikan transformatif memiliki visi mengubah masyarakat tradisional menuju masyarakat modern. Tugas pendidikan adalah mengubah peradaban masyarakat, khususnya dalam “menanamkan” dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta etika, estetika, dan perubahan ke dalam sistem sosial masyarakat Indonesia sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman tanpa harus kehilangan jati diri sebagai bangsa. Sekarang ini kehidupan manusia tidak lepas dari kemajuan teknologi. Keberadaan teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan lingkungan disekitarnya seiring dengan perkembangan zaman. Awalnya makna tekonologi terbatas hanya pada benda-benda berwujud seperti peralatan-peralatan atau mesin. Teknologi dapat mempermudah orang untuk melakukan aktivitasnya secara lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi menjadi dasar untuk mengembangkan suatu negara. Salah satu kemajuan suatu negara adalah seberapa tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai.
  • Bumi terdiri atas banyak elemen, baik itu hidup atau mati. Dari sekian banyak elemen tersebut yang paling menarik untuk dibahas adalah manusia. Bagaimana tidak? Selain memiliki berbagai unsur biologis yang sangat kompleks, manusia juga seringkali berubah-ubah dalam hal pikiran, perkataan, ataupun perbuatan. Kadang-kadang yang mereka ucapkan tidak sesuai dengan yang mereka pikirkan. Manusia bisa dengan mudah bersandiwara meskipun mereka bukan aktris/aktor. Kebanyakan manusia hanya berpikir bagaimana cara mereka bisa “terlihat baik” dihadapan orang lain, urusan di belakang terserah saja. Mereka terbiasa saling melempar senyum ketika berhadapan, tapi saling mencibir di belakang. Hal-hal semacam ini berlangsung lama dan sepertinya sudah melekat pada diri manusia. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah sikap seperti itu salah? Jika iya, lalu apakah seharusnya mereka langsung saja mencibir di hadapan orang yang bersangkutan? Atau Bagaimana? Buku ini membahas tentang manusia beserta kebohongan-kebohongan yang mereka ciptakan serta hal apa yang sebaiknya dilakukan agar kesejahteraan sosial bisa menjadi kenyataan bukan hanya sekedar ilusi.
  • UU nomor 11 tahun 2009 mengatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Jadi kesejahteraan masyarakat tidak hanya dilihat dari kaya atau miskinnya seseorang, tapi juga terpenuhinya kondisi material ataupun spiritualnya. Sebelum mengupayakan kesejahteraan masyarakat ada baiknya memulai dari menyejahterakan diri sendiri diantaranya yaitu dengan keadaan yang aman, keadaan yang selamat, keadaan yang tenteram dan keadaan yang sehat. Selanjutnya yaitu kesejahteran masyarakat, terdapat berbagai indikator untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat diantaranya yaitu aspek pendidikan, aspek teknologi, aspek kesehatan, aspek ekonomi, peran pemuda dan tentunya peran masyarakatnya itu sendiri. Indikator-indikator tersebut yang dapat menjadi kunci dari keberhasilan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
  • Matematika merupakan salah satu ilmu pasti dan masuk ke dalam golongan eksak. Seiring perkembangan zaman matematika pun ikut berubah secara pengembangan teori. Era disrupsi merupakan era perubahan dimana menuntut semua untuk berubah menuju ke arah yang lebih modern. Pengembangan yang ditekankan pada buku ini adalah matematika dalam dunia pendidikan dan juga pengembangan dalam matematika terapan. Matematika ikut serta dalam era perubahan yaitu era disrupsi, yang membuat banyak inovasi inovasi dalam dunia pendidikan maupun matematika secara terapan. Sehingga, buku ini mengulas berbagai peluang dan tantangan matematika dalam menghadapi era disrupsi ini lebih lagi ditambah dengan pandemi COVID-19.
  • Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berbentuk kesatuan, terdiri dari pulau-pulau. Tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Sudah sepatutnya rakyat Indonesia dapat sejahtera atau kenyang menikmati sumber daya mereka sendiri. Namun, semua itu seperti omong kosong belaka. Saat ini, tidak sedikit dari rakyat Indonesia yang katanya kaya SDA menderita kelaparan, kemiskinan, dan sebagainya. Seakan-akan julukan Indonesia sebagai Macan Asia hanyalah mitos atau olok-olok semata. Buku ini merupakan buah dari pemikiran mahasiswa akan krisis yang terjadi di negara ini. Benarkah Indonesia sudah merdeka dan berdikari? Atau hanya berubah dari penjajahan senjata ke penjajahan sosial ekonomi? Pembaca akan diajak untuk menilik lebih dalam mengenai isu-isu kesejahteraan sosial masyarakat yang masih perlu diperhatikan. Membingkai permasalahan dari setiap sudut negeri dengan bermacam cara pandang. Lewat buku ini, penulis ingin memperlihatkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Sehingga ketika pembaca menyentuh akhir kata dalam buku ini, timbul kesadaran untuk membuktikan bahwa julukan Macan Asia bagi Indonesia bukan sekadar mitos belaka.
  • Virus Corona (COVID-19) begitu cepat menyebar di seluruh dunia yang awalnya hanya berada di Wuhan, China. Oleh karena itu, sejak 11 Maret 2020 WHO secara resmi mengumumkan jika COVID-19 sebagai pandemi global. Virus yang begitu banyak memakan korban jiwa tersebut telah menjadi ancaman dan merubah segala aspek kehidupan. Untuk dapat bertahan hidup di masa pandemi kita dituntut untuk beradaptasi dengannya dan dapat belajar atau mengambil hikmah dari adanya virus ini. Beberapa diantara contoh perubahan yang terjadi di masa pandemi meliputi pendidikan, teknologi, dan aspek sosial. Namun, sebelum adanya COVID-19 pembelajaran dilakukan secara tatap muka, akan tetapi selama masa pandemi pembelajaran dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Lahirnya buku ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan terkait perubahan yang terjadi selama pandemi, bagaimana cara beradaptasi dan belajar selama pandemi.
  • Perkembangan Sains dan Teknologi dari masa ke masa sejak abad 17 terus mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan perkembangan yang terjadi merubah paradigma berpikir para filsuf sains secara fundamental, pada akhirnya terjadi revolusi saintifik. Perkembangan sains terus terjadi hingga saat ini, bahkan kemajuannya bergerak semakin cepat, sehingga era saat ini disebut sebagai era eksponensial. Indikator dari revolusi saintifik di eraeksponensial adalah banyaknya teknologi yang ditemukan oleh para ilmuwan sains modern yang sangat mutakhir dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Beberapa contoh diantaranya adalah kemampuan teknologi dalam menjelajahi dunia maya, yang memudahkan masyarakat dalam komunikasi jarak jauh, berinteraksi, memperoleh informasi, layanan kesehatan, artificial intelligent, dan sebagainya. Salah satu sektor yang paling terkena dampaknya adalah pendidikan, oleh sebab itu sebagai seorang saintis di era digital dituntut untuk bisa menyesuaikan perkembangan sains dan teknologi pada bidang pendidikan. Ketidakmampuan saintis untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut dapat menjadi faktor penghambat perkembangan sains, teknologi, dan peradaban manusia menuju yang lebih baik.
Go to Top