- 
	
						Dalam dunia yang semakin terhubung dan saling ketergantungan ini, energi menjadi salah satu faktor kunci yang menggerakkan dinamika geopolitik global. Buku "Geopolitik Energi Norwegia: Tuduhan War Profiteering dalam Ketegangan Rusia-Uni Eropa" hadir untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai peran Norwegia dalam lanskap energi Eropa dan bagaimana dinamika ini dipengaruhi oleh ketegangan antara Rusia dan Uni Eropa. Buku ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai tuduhan terhadap Norwegia terkait dugaan war profiteering dalam situasi yang kompleks dan sarat kepentingan politik ini. - 
	
						Terjadinya Perang Korea di tahun 1950 hingga 1953 merupakan salah satu dampak dari Perang Dingin, di mana perang tersebut telah menimbulkan persaingan ideologi antara Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet (Cahyo, 2012). Melalui adanya persaingan antara kedua blok tersebut telah memberikan dampak yang cukup besar di beberapa kawasan, khususnya Asia Timur di mana telah terjadinya perebutan wilayah kekuasaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet di Semenanjung Korea yang menimbulkan perpecahan Korea. Korea Utara sendiri telah menjadi negara sosialis yang dipimpin oleh Kim Il Sung dan didominasi oleh Blok Timur. Sementara, Korea Selatan telah didominasi oleh pengaruh dari Blok Barat dan menjadi negara kapitalis. - 
	
						Naskah ini disusun sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola dan membangun wilayah perbatasan negara yang merupakan area kritis dari kedaulatan dan integritas nasional. Buku ini adalah hasil dari kajian mendalam dan diskusi berkelanjutan mengenai dinamika geopolitik yang mempengaruhi Indonesia serta tantangan dan peluang dalam pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kompleksitas geografis dan geopolitik yang unik. Posisi strategisnya di jalur perdagangan dan lalu lintas maritim global menjadikan pengelolaan batas wilayah dan kawasan perbatasan tidak hanya penting bagi integritas teritorial, tapi juga bagi stabilitas regional dan keamanan nasional. Melalui buku ini, kami berusaha menyajikan analisis mendalam tentang kebijakan-kebijakan dan strategi yang telah dan sedang diterapkan oleh Indonesia dalam menghadapi berbagai isu terkait batas wilayah dan kawasan perbatasan. - 
	
						Indonesia telah mengakui perlindungan HAM sebelum adanya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tahun 1948. Di tingkat internasional, Indonesia bahkan diakui sebagai negara yang berperan dalam mempromosikan HAM. Indonesia juga dinobatkan sebagai key player negara muslim yang paling demokratis oleh pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dalam konteks ASEAN, Indonesia memimpin dengan lahirnya Piagam ASEAN dan pembentukan ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR). Bisa dikatakan Indonesia menjadi salah satu negara yang berperan aktif dalam institusi internasional di bidang HAM. Hal ini juga bisa dilihat melalui fakta bahwa Indonesia telah menjadi anggota Dewan HAM PBB sebanyak lima kali yaitu pada tahun 2006, 2007, 2011, 2015, dan 2020. Berangkat dari keaktifan Indonesia dalam institusi internasional di bidang HAM tersebut, khususnya sebagai anggota Dewan HAM PBB, penulisan buku ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang implikasi dari keanggotaan Indonesia sebagai anggota Dewan HAM PBB terhadap kondisi penegakan HAM dalam ranah domestik. Apakah dengan seringkali Indonesia berhasil mendapatkan nominasi menjadi anggota Dewan HAM PBB, hal tersebut linier dengan kondisi di tingkat nasional yang seharusnya Indonesia menjadi role model penegakan HAM yang lebih baik? Melalui buku ini, kami berharap dapat membantu pembaca memahami dengan lebih baik kompleksitas HAM dalam Hubungan Internasional, serta bagaimana Indonesia dapat mengambil manfaat dengan berdasar pada national interest (kepentingan nasional). Buku ini juga membahas dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam penegakan HAM secara domestic selama Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi para pembaca yang peduli dengan peran Indonesia dalam konteks diplomasi kemanusiaan dan pemerhati Hak Asasi Manusia di tanah air. - 
	
						Karya ini lahir sebagai wujud rasa syukur Tim penulis dalam menyaksikan kedigdayaan Tuhan atas limpahan nikel di perut bumi Indonesia. Nikel menjadi komoditas primadona yang diburu bangsa lain, sedangkan keberlimpahan di negeri sendiri tetap ada batasnya. Eksistensi nikel ini lantas mampu menimbulkan semacam “kutukan” apabila tidak didayagunakan secara efektif dan maksimal. Eksploitasi nikel tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan perlu memenuhi aspek keberlanjutan serta tidak boleh meninggalkan prinsip keselarasan dalam Pancasila. Nikel sebagai komoditas primadona di mata dunia dalam kacamata yang lebih luas dapat dikaji dari sudut pandang trilema energi hingga perdagangan dan diplomasi global. Oleh sebab itu, buku ini menyediakan analisis yang kompleks dan menyeluruh terkait apapun yang Anda butuhkan untuk membedah eksistensi nikel. Sejarah, perkembangan industri nikel di Indonesia, instrumentalisasi diplomasi global untuk menyokong konstelasi nikel Indonesia di pasar global, upaya mencapai aspek keberlanjutan dalam mengeksploitasi nikel, hiruk pikuk konflik nikel di Indonesia hingga nilai-nilai Pancasila yang secara implisit mampu kita temukan dari komoditas nikel itu sendiri. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat menjadi media untuk membuka cakrawala pembaca dari segala latar belakang guna bersama-sama memahami, menyadari, mengakui, dan peduli terhadap realitas dari nikel Indonesia. Cambuk pedas rantai globalisasi yang berusaha mencaplok nikel Indonesia di era globalisasi ekonomi ini begitu terasa implikasinya ketika Uni Eropa harus turun tangan untuk menyelamatkan kepentingannya, tanpa dapat mengelak bahwa terdapat juga ketergantungan negara adidaya terhadap berkelimpahannya nikel dalam negeri. Oleh sebab itu, Tim penulis juga berharap pembaca dari seluruh kalangan mampu menyadari bahwa perlu dijaganya nikel Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia agar tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan bangsa asing. - 
	
						Dalam sorotan tajam sejarah, kita menemukan momen-momen yang mengubah arah perjalanan peradaban manusia. Salah satu momen bersejarah terbaru yang membuka jendela bagi pemahaman dan refleksi adalah buku ini, yang menggali lapisan terdalam motif di balik serangan militer berskala besar oleh Rusia ke Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022. Buku ini tidak hanya menjadi babak baru dalam sejarah Ukraina, tetapi juga menjadi peristiwa yang menarik perhatian dunia internasional. Buku ini bertujuan untuk meresapi esensi tindakan luar negeri Rusia dalam bingkai interaksi antara agen dan struktur di sistem internasional. Awalnya, eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina muncul dari ketidaksetujuan antara NATO, Amerika Serikat, dan Rusia tentang perluasan keanggotaan NATO di Eropa Timur, terutama Ukraina. Namun, kisah ini lebih dari sekadar perbedaan pandangan; ini adalah pertempuran konsep dan persepsi yang membentuk keputusan dan tindakan negara-negara besar. Buku ini melibatkan pendekatan kualitatif dengan fokus pada aspek historis dan interpretasi kerangka kerja. Penulis akan memandang peristiwa ini melalui lensa konstruktivisme sosial dengan menggunakan pendekatan tripartite sebagai instrumen analisis. Melalui pengumpulan data dari berbagai sumber literatur, buku ini membuka pintu untuk memahami bagaimana kapabilitas nonmaterial dan faktor-faktor struktural memengaruhi persepsi agen dalam menghadapi kondisi objektif tertentu, yang pada gilirannya membentuk landasan kebijakan luar negeri mereka. Dalam konteks ini, buku ini menganalisis bagaimana setting sosial politik dan situasi geopolitik yang melingkupi Rusia dan Ukraina membentuk persepsi Rusia. Hasil analisis ini kemudian membawa kita ke dalam dimensi dispositional, di mana preferensi dan pilihan kebijakan Rusia mulai terungkap. Pada akhirnya, ini adalah kisah tentang perjalanan dari dimensi struktural hingga dimensi dispositional, yang membimbing langkah-langkah intensi luar negeri Rusia yang mendebarkan. Buku ini adalah persembahan kepada mereka yang mencari pemahaman lebih dalam tentang dinamika politik internasional dan konflik geopolitik. Semoga buku ini menginspirasi pembaca untuk terus memperjuangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia yang kompleks ini dan mengejar perdamaian serta stabilitas global yang lebih baik. - 
	
						Buku ini berfokus pada tiga tema sentral; ASEAN, Poros Maritim Dunia, dan krisis kemanusiaan etnis Rohingya di Myanmar. Ada alasan tersendiri mengapa penulis membahas tiga hal tersebut. Pertama, ASEAN merupakan sokoguru politik luar negeri Indonesia. Komitmen terhadap ASEAN sudah menjadi keharusan bagi setiap pemimpin. Di era kepemimpinan Presiden Jokowi, komitmen ini mula-mula tidak muncul lantaran kuatnya corak pragmatis kebijakan luar negeri Jokowi. Namun di periode kedua pemerintahannya, Jokowi mulai menganggap ASEAN penting sehingga peran kepemimpinan regional Indonesia kembali pulih. Kedua, gagasan Poros Maritim Dunia penting dibahas karena doktrin ini menjadi ujung tombak strategi besar kebijakan luar negeri Jokowi, khususnya di periode pertama. Gagasan ini canggih, visioner namun aplikatif. Artinya, Poros Maritim Dunia bukan sekadar jargon. Ironisnya, gagasan ini lenyap begitu saja ketika Jokowi memerintah Indonesia untuk kedua kalinya. Hal ini menuntut penjelasan. Ketiga, isu Rohingya menarik dikaji karena menguji komitmen Indonesia sebagai pencipta perdamaian serta pemimpin kawasan. Setiap rezim umumnya memiliki corak kebijakan luar negeri masing-masing, yang seringkali malah bertolakbelakang satu sama lain. Menariknya, baik kebijakan luar negeri Yudhoyono maupun Jokowi sama-sama menaruh perhatian serius terhadap isu Rohingya. Artinya, tentu ada faktor yang membuat kedua rezim berkomitmen terhadap isu tersebut. Ini juga menuntut penjelasan. - 
	
						Karya ini merupakan himpunan pemikiran tentang kiprah politik luar negeri Indonesia sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sampai Joko Widodo. Selain itu, karya ini juga menyoroti isu keamanan internasional di kawasan Asia seiring dengan menguatnya pengaruh China di Indo-Pasifik serta krisis keamanan di Semenanjung Korea dan Laut China Selatan. Penulis juga mendiskusikan bagaimana ASEAN sebagai organisasi regional menyongsong integrasi menuju sebuah komunitas tunggal di Asia Tenggara, bagaimana perannya di tengah rivalitas negara adidaya, serta bagaimana ASEAN mengelola disparitas diantara negara anggotanya. Namun demikian, karya ini lebih dominan menyoroti politik luar negeri Indonesia sebagai bahan refleksi dan evaluasi bagi pemimpin-pemimpin Indonesia di masa mendatang bagaimana menavigasi gejolak geopolitik abad-21 yang semakin sulit diprediksi. - 
	
						Buku ini menghadirkan sebuah pembahasan mendalam yang menyoroti permasalahan krusial dalam hubungan antara industrialisasi dan kesehatan perairan. Industrialisasi yang pesat seringkali memberikan dampak signifikan terhadap kualitas perairan, dengan memunculkan sejumlah tantangan serius bagi ekosistem air dan kesehatan manusia. Dalam konteks ini, pemantauan kualitas perairan menjadi suatu keharusan, dan penekanan pada penggunaan indikator biologi menandai pendekatan yang holistik dan efektif. Paradigma yang disajikan dalam buku ini bertujuan untuk memberikan kontribusi yang substansial terhadap pemahaman kita tentang dampak industrialisasi terhadap ekosistem perairan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Penulis menganalisis secara rinci peran indikator biologi dalam pemantauan kualitas perairan, membawa pembaca melalui serangkaian penelitian dan temuan yang relevan. Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan data dan temuan, tetapi juga merupakan landasan teoritis yang kuat bagi upaya-upaya pelestarian dan peningkatan kualitas perairan. Pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap hubungan antara industrialisasi dan kesehatan perairan tak dapat diabaikan. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para peneliti, praktisi, serta pembuat kebijakan yang berkepentingan dalam upaya pelestarian sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, buku ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca umum yang ingin memahami lebih dalam tentang peran indikator biologi dalam pemantauan kualitas perairan di tengah dinamika industrialisasi modern. - 
	
						Pemerintah dan masyarakat menyadari perlunya perlakuan khusus terhadap wanita yang hamil di luar perkawinan, dan juga terhadap anak yang lahir dari kehamilan yang tidak diinginkan tersebut. Anak yang lahir diluar perkawinan patut mendapatkan perhatian yang lebih serius lagi, agar anak tidak mengalami tekanan jiwa dan pengaruh buruk bagi masa depan serta perkembangan kepribadiannya. Namun pada kenyataannya, terhadap anak yang lahir sebagai akibat dari hamil diluar perkawinan, mendapatkan sanksi social dari masyarakat sekitarnya. Sanksi social ini juga menimpa terhadap para wanita yang hamil di luar perkawinan. Masyarakat banyak yang mengabaikan hak-hak anak yang seharusnya mereka dapatkan, serta memperlakukan anak tidak sesuai dengan kewajiban yang terdapat dalam regulasi. Partisipasi masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam penyelesaian problematika social terhadap wanita yang hamil di luar perkawinan dan juga terhadap anak yang lahir di luar perkawinan. Yang terpenting adalah bagaimana agar anak yang lahir di luar perkawinan ini dapat tumbuh berkembang dan tauhid nya dapat diselamatkan. Perlu ada semacam bank anak yang mampu menampung para anak-anak yang kelahirannya tidak diharapkan dan anak-anak ini mendapatkan hak asuhnya dan terjaga dengan baik hak haknya sebagai anak, serta yang terpenting keimanan dan keimanan anak dapat terselamatkan. - 
	
						Dalam ketidakadilan sosial yang masih merajalela di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, permasalahan human trafficking atau perdagangan manusia menjadi realitas yang tidak bisa diabaikan. Fenomena ini tidak saja menunjukkan kelemahan sistem keadilan, tetapi juga menggambarkan ketidakpedulian terhadap hak asasi manusia. Dalam rangka memahami, menganalisis, dan mengatasi persoalan ini, pemebahasan yang menyeluruh dengan pendekatan holistik dirasa sangat penting. Oleh karena itu, buku ini berusaha memberikan kontribusi dalam pemahaman human trafficking dengan menggali perspektif Al-Qur'an dan Hadis sebagai pedoman utama bagi umat Islam, serta menyoroti upaya-upaya pencegahan yang telah dan sedang dilakukan di Indonesia. Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber hukum dan pedoman hidup umat Islam memberikan pandangan yang mendalam terkait hak-hak asasi manusia, termasuk perlindungan terhadap perdagangan manusia. Dalam buku ini, penulis mengupas secara rinci pandangan Al-Qur'an dan Hadis terkait human trafficking, mengajak pembaca untuk merenung dan meresapi nilai-nilai keadilan sosial yang diusung oleh Islam. Melalui pemahaman ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan human trafficking di tengah-tengah masyarakat. Di samping itu, buku ini juga akan membahas situasi konkret di Indonesia, menyajikan analisis mendalam terhadap faktor-faktor yang mendorong human trafficking di tanah air. Penekanan pada upaya pencegahan yang telah dilakukan pemerintah dan organisasi masyarakat sipil akan memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kendala dalam menanggulangi masalah ini. Semoga buku ini dapat menjadi panduan dan inspirasi bagi para pembaca untuk turut serta dalam upaya menjaga martabat manusia dan mewujudkan keadilan sosial di tanah air kita. - 
	
						G20 merupakan sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 mewakili lebih dari 60% populasi global, 75% perdagangan internasional, dan 80% PDB dunia. Keanggotaan G20 meliputi Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. Presidensi G20 adalah momen penting dalam sejarah Indonesia karena sebagai tuan rumah pertama kali sejak 2008 G20 diinisiasi. Pada masa yang akan datang Indonesia harus menunggu menjadi tuan rumah setelah 20 tahun yaitu pada tahun 2042. Selain itu selama penyelenggaraan berlangsung, banyak dinamika dan tantangan yang cukup dramatis mewarnai berbagai forum G20 menjadi ciri khas tersendiri berkaitan dengan isu pemulihan ekonomi pasca pandemic dan dampak konflik Geopolitik di Ukraina, dibandingkan perhelatan G20 pada tahun-tahun sebelumnya. Melalui buku ini, kami berharap dapat membantu pembaca memahami dengan lebih baik kompleksitas isu-isu global yang menjadi fokus dalam pertemuan G20, serta bagaimana Indonesia dapat mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut. Buku ini juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Indonesia selama presidensi G20, serta bagaimana negara ini memainkan peran yang signifikan dalam membentuk arah kebijakan ekonomi global. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi para pembaca yang peduli dengan peran Indonesia dalam konteks diplomasi ekonomi global.